KH Maimoen Zubair Wafat, Ketum PBNU: NU Kehilangan Salah Satu Pasaknya
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bersama Ketum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra |
“Saya atas nama seluruh warga Nahdliyin dimana pun berada, mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya aiyyatuha nafsul mutmainnah, irji’ii ila rabbiki mardliyyatan mardiyah. Fadkhuli fi ibadi, wadkhuli jannti. Kullu nafsin dziaqatul maut, wa li kulli ummatin ajal.
Dengan rasa duka yang mendalam, dengan rasa sedih yang mendalam, kami seluruh warga Nahdliyin merasa kehilangan atas wafatnya beliau salah satu ulama yang ‘allamah, ilmunya sangat banyak, mempunya kearifan, bijaksana, sikapnya menjadi tauladan, tutur katanya bijak, diamnya berwibawa, nasihatnya bermanfaat, pitutur-pituturnya memberikan cahaya bagi kita semua, merupakan salah satu ulama yang cukup besar andilnya dalam memperjuangkan Nahdlatul Ulama dan Ahlussunah wal Jamaah dan bangsa Indonesia, yaitu almarhum alamghfurlah KH Maimoen Zubair, rahimahullah wadkhuli fi janatih.
Beliau adalah seorang ulama yang bukan hanya ulama, tetapi ulama pejuang, aktivis, pesantren Sarang yang sudah banyak alumninya jadi kader-kader NU, jadi kader-kader Ahlussunah wal Jamaah di seluruh Indonesia.,” ungkap Kiai Said di ruangannya di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (6/8).
Menurut Kiai Said, Mbah Moen merupakan salah seorang ulama minal autad, pasak, waliyullah yang menjadi pasak di bumi Nusantara ini.
“Maka dengan kepergian beliau kita betul-betul merasa goncang, merasa kehilangan keseimbangan, kehilangan pasak, patok, yang memperkuat ukhuwah persatuan kita semua,” ungkapnya.
Namun demikian, lanjutnya, dengan kehilangan Mbah Moen, ia berharap NU dan umat Islam Indonesia pada umumnya, tetap diberikan kekuatan lahir dan batin untuk melanjutkan amanah wejangannya.
“Kita sebagai anak muridnya harus siap melanjutkan perjuangan beliau,” tegasnya, ”sekali lagi kita yang ditinggal ini diberi kekuatan mendpatkan berkah dan maunah, limpahan dari hikmah-hikmah yang ada pada beliau,” harapnya.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah ini, Allah mencabut ilmu atau agama ini bukan mencabutnya secara langsung, tapi mencabutnya dengan meninggalnya para ulama. Salah satunya adalah Mbah Moen.
Sebab, lanjut Kiai Said, ketika seorang ulama meninggal, bisa dipastikan hanya sebagian saja ilmu dan sikap yang bisa diambil dan ditiru para santri atau pelanjutnya. (sumber)
Tidak ada komentar